Pemilu Legislatif telah berlalu beberapa hari lalu, pengumuman perhitungan sementara partai dan caleg yang memenangkan pemilu banyak di tayangkan secara Online di internet maupun di media media massa, Yang menang segera menyusun strategi koalisi, yang kalah (seharusnya) bisa menerima kekalahan sebagai pendidikan politik yang baik bagi rakyat Indonesia. Pemilu kali ini pun di anggap sebagai pemilu paling buruk sepanjang sejarah Demokrasi Indonesia, kurangnya persiapan dan begitu banyak nya pelanggaran pelanggaran sepanjang kampanye maupun pada saat Deadline Day.
Yang akan saya bahas disini adalah maraknya berita tentang Caleg yang “mendadak gila” ( bukan mendadak dangdut loh ), banyak tempat pengobatan alternatif dan juga rumah sakit jiwa yang tiba tiba di datangi oleh Caleg Caleg tersebut, terakhir dari situs berita Liputan6 sctv saya membaca ada seorang caleg yang meninggal terkena serangan jantung. Modal besar dan begitu banyak nya saingan dari bejibun nya partai bisa jadi merupakan faktor penyebab nya. Seorang Caleg terkadang mengeluarkan duit dari koceknya (atau dengan cara meminjam) hingga ratusan Juta untuk biaya kampanye nya, sekedar membiayai pembuatan pamflet, baliho, Bilboard, poster poster dan kegiatan kegiatan sosial dalam rangka menarik simpati. Banyak celetukan di masyarakat yang berkata sinis dengan uang yang di habiskan sebanyak itu pada masa kampanye pasti akan di tebus ijka mereka menjadi legislatif di parlemen kelak, jadi yang terpikirkan nantinya adalah bagaimana membalikkan modal kampanye sekaligus meraup untung dengan cara Korupsi, itu belum lagi kelakuan amoral yang sering mereka tunjukkan kepada kita seperti terlibat skandal seks atau skandal video porno.
Yang lebih miris, ada beberapa Caleg yang saat kampanye kemaren membagi bagikan kepada masyarakat uang tabungan dan pada saat pengumuman dinyatakan kalah kemudian meminta nya kembali dari masyarakat karena tidak berhasil memenangkan nya, ada pula yang menyumbangkan alat alat rebana kepada sebuah majelis pengajian lalu kemudian meminta nya kembali pada saat dirinya dinyatakan kalah!. Apa yang terjadi pada para calon calon anggota dewan kita hingga berbuat begitu? Keihlasan pada saat menyumbang hanya bualan politik busuk belaka untuk pemanis janji janji nya. Untunglah rakyat sudah pintar dan sadar akan dunia politik di negara kita ini. Istilahnya “Kita ambil pemberian nya namun enggan memilihnya”, sekilas kejam memang pernyataan seperti itu, namun untuk dunia politik Indonesia yang belum memberikan dampak yang positif buat masyarakat negara ini saya rasa sah sah saja hal seperti itu.
Dengan kasus seperti banyak Caleg yang tiba tiba stres ( terutama bagi mereka yang sudah menghabiskan biaya kampanye ratusan juta), saya fikir tidak ada lagi rasa percaya diri, keikhlasan dan sikap sportifitas untuk bersaing. Bagi caleg bermodal rendah mungkin mereka tidak begitu memikirkan nya, namun bagi caleg bermodal besar siap siap lah menuai hutang, itulah konsekuensi Politik di Indonesia, mengeluarkan banyak uang dan tidak ada keputusan politik yang baik untuk masyarakat kita, masyarakat selama ini sudah banyak menonton kebobrokan mereka, semoga masyarakat lebih arif dalam memilih pemimpin kelak pada pemilu Presiden.
coba!
mkanya pz jgn jadi caleg ya
jdi arsitek aja...
hehehe...
di banjar pun ada yang nekat bunuh diri gara2 kalah malah dia jga lagi hamil 4 bulan...astaghfirulloh...
info yang bermanfaat