Feeds RSS | contact | login

Ricuh Antrian Blackberry Bold 9790 Bellagio

Beberapa hari lalu saya sempat terkaget kaget setelah menonton tayangan televisi yang menampilkan kericuhan pada saat launching gagdet terbaru Blackberry Bold 9790 atau Bellagio di Pacific Place, kawasan Sudirman Central Bussines District (SCBD). Kericuhan terjadi akibat besarnya antusiasme masyarakat Indonesia akan gadget terbaru, yang konon hadiah dari RIM (reasearch in motion) kepada penduduk Indonesia, dimana penduduk Indonesia menurut mereka mendongkrak penjualan Blackberry disaat pasar Blackberry di negara lain justru menurun bahkan anjlok.

Seperti diketahui, BlackBerry Bold 9790 atau yang lebih dikenal dengan kode nama Bellagio diluncurkan di Indonesia. Promosi dilakukan dengan memberikan potongan harga sebesar 50 persen. Kalau tidak salah, harga nya sekitar 4jutaan di banting harganya menjadi 2jutaan. 90 orang tercatat pingsan dalam desak desakan berjubel tersebut.

BlackBerry Bold 9790

Saya sempat berfikir, negeri kita ini benar benar negeri yang suka antri, mulai antri minyak tanah, antri beras, antri BBM dan masih banyak lain nya. Antrian panjang untuk Blackberry Bold 9790 itu bukanlah indikasi negara kita sudah membaik perekonomian nya, karena kembali lagi keatas, masih banyak juga orang orang indonesia yang antri untuk kebutuhan perut dan hidup mereka, bukan sekedar gadget.

Jatuh Pingsan Saat Mengantri

Berani taruhan? Saya bahkan yakin mereka yang antri kemarin di acara Launching Blackberry Bold 9790, bukanlah orang yang belum punya BB sebelumnya, atau paling tidak pasti telah memiliki BB keluaran 2010 lalu. Tak pelak memang kalau ada media asing yang memberi label pada Indonesia sebagaiBlackberry Nation” ( Selain itu, media tersebut menulis masyarakat di negara lain sudah berpindah membeli iPhone dan ponsel Android, tapi Indonesia ternyata masih menjadi pasar terbesar bagi penjualan Blackberry. Atas dasar itu Indonesia mendapat julukan "Blackberry Nation )

Mungkin beberapa teman ada yang berfikir kalau saya mungkin sentimentil karena tidak memiliki Blackberry sehingga membuat tulisan seperti ini. Jawabnya tidak, bila di hitung dari pendapatan dari kerja saya, seharusnya saya sudah cukup mampu untuk memiliki Blackberry, hanya saja saya tetap mengutamakan skala prioritas dan cenderung lebih mengutamakan urgenitas terhadap sebuah gadget yang harus saya pakai. Sebagai contoh, survei kecil kecilan saya terhadap teman teman ber Blackberry, rata rata mereka interest kepada Blackberry karena memiliki fasilitas Chatting, dan BBM ( Blackberry Messenger ). Nah untuk itu saya cukup pakai sambungan internet di rumah, karena untuk browsing dan sekedar Facebook-an atau Chatting jelas layar yang ditampilkan lebih lega ketimbang memelototi layar ukuran kurang dari 3 inchi.

Bila anda seorang Pengusaha, maka sepantasnya-lah anda membutuhkan sebuah gadget Blackberry, karena sepanjang pengetahuan saya, banyak fitur fitur ditanamkan di Blackberry yang sangat mendukung kegiatan anda yang bergelut secara profesional. Tapi bila sampai anak usia Sekolah Dasar sudah ber Blackberry, nah ini baru aneh! Dalam sebuah video di Youtube dengan judul Blackberry In Indonesia, disitu terlihat jelas bagaimana anak anak seusia Sekolah Dasar pun ber Blackberry dengan rasio 44 siswa, 42 diantaranya memiliki Blackberry. Jelas hal tersebut akan melahirkan banyak masalah, mulai anak malas belajar karena sibuk BBM-an, atau bahkan menimbulkan jurang sosial tinggi di sekolah yang seharusnya menjadi tempat netral dimana strata sosial tidak seharusnya menonjol disana.

Sebenarnya simpel saja, kita sebaiknya menggunakan sesuatu seperti apa yang kita butuhkan, kemajuan teknologi memang tidak bisa terelakkan akan selalu berkembang. Saya terngiang kata seorang teman sekitar 5 tahun lalu, dia sempat berkataini lah beda jaman ini dengan jaman kita dulu, dulu orang lebih banyak mengobrol pada sebuah antrian antrian loket, saling berbicara menunggu giliran, beda dengan sekarang, orang orang lebih suka berbicara dengan orang yang jauh entah dimana dan mengabaikan orang orang disebelahnya, gak heran bila di sebuah antrian antrian orang orang cenderung lebih suka memainkan handphone nya daripada sekedar berbasa basi dengan orang disebelahnya”. Kata kata teman saya itu pun akhirnya bisa saya ambil kesimpulan dengan nada guyonyah.inilah yang namanya menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh

Sekian dulu ketikan saya kali ini saya harap ini menjadi pelajaran bersama ( termasuk buat saya sendiri ! ) bagaimana kita menyikapi kemajuan teknologi, membuat skala prioritas dan juga menjaga hubungan sosial jangan sampai hancur karena kemajuan teknologi. Bagaimanapun negara kita sudah terkenal Konsumtif, dan untuk tema tulisan saya kali ini jelas siapa yang paling di untungkan bukan?

Sumber sumber artikel :

Vivanews dot co

Tribunnews.com Pikiran-Rakyat.com

244 komentar:

«Oldest   ‹Older   1 – 200 of 244   Newer›   Newest» «Oldest ‹Older   1 – 200 of 244   Newer› Newest»

Post a Comment

Sebuah kehormatan bagi saya bila anda meninggalkan comment di postingan saya ini, hindari penggunaan Anonim dalam meninggalkan komentar.Jangan lupa untuk rate bintang nya. Komentar SARA akan saya hapus tanpa pemberitahuan terlebih dahulu

Related Posts with Thumbnails