Tampomas, merupakan sebuah kapal yang di operasikan Pelni Ro-Ro (Roll On-Roll Off) (pelayaran nasional indonesia) merupakan kapal yang tak asing lagi ditelinga para penduduk negeri ini, sebuah kebakaran mengaramkan kapal ini di sekitaran perairan Masalembo (114°25′60″BT — 5°30′0″LS) dan meminta korban jiwa sangat besar! kapal ini merupakan kapal bekas yang dibeli pemerintah kita waktu itu dari Jepang seharga US$ 8.3 Juta dan diangsur selama 10 tahun, jumlah yang sangat mahal mengingat kapal tersebut merupakan kapal bekas dan pihak jepang pun enggan memakainya lagi karena sudah melewati masa pakai 25 tahun. Nama awal kapal ini adalah MV Great Emerald berjenis kapal dengan bobot mati 2.419.690 DWT.
Kejadian Tampomas itu benar benar menyisakan luka dalam bagi korban dan seluruh bangsa Indonesia,Jakarta-Padang dan Jakarta-Ujungpandang mengingat kapal tersebut bisa dikategorikan sebagai kapal yang tak layak berlayar, karena kurangnya perawatan berkala, Tampomas malang itu melayani rute yang merupakan jalur ramai penumpang. Pada saat hari naas tersebut (25 Januari 1981) kapal di nakhodai oleh Kapten Rivai ini sedang dalam perjalanan dari Jakarta menuju Sulawesi dan karam pada tanggal 27 Januari 1981. Musibah ini menyebabkan matinya ratusan penumpang kapal tersebut.
Kejadian Tampomas itu benar benar menyisakan luka dalam bagi korban dan seluruh bangsa Indonesia,Jakarta-Padang dan Jakarta-Ujungpandang mengingat kapal tersebut bisa dikategorikan sebagai kapal yang tak layak berlayar, karena kurangnya perawatan berkala, Tampomas malang itu melayani rute yang merupakan jalur ramai penumpang. Pada saat hari naas tersebut (25 Januari 1981) kapal di nakhodai oleh Kapten Rivai ini sedang dalam perjalanan dari Jakarta menuju Sulawesi dan karam pada tanggal 27 Januari 1981. Musibah ini menyebabkan matinya ratusan penumpang kapal tersebut.
Penyebab kecelakaan di awali dengan kebocoran pada bahan bakar dan terkena percikan api yang berasal dari sebuah puntung rokok, api mulai menjalar dari pusat api ke dek dek lain dan menyambar barang bawaan penumpang yang sangat mudah terbakar. Api semakin menjalar ke kompartemen mesin karena pintu dek terbuka. Selama dua jam tenaga utama mati, generator darurat pun gagal dan usaha memadamkan api seterusnya sudah tidak mungkin. Pada 27 Januari kondisi kapal sudah semakin gawat dan mulai tenggelam di siang harinya. Manifest Jumlah penumpang Tampomas mencatat terdiri dari 1054, ditambah dengan 28 orang Anak buah kapal. Untuk jumlah pasti nya terdapat perbedaan, ada yang memperkirakan sejumlah kurang lebih 1442 !, itu berarti kapal dalam keadaan penuh penumpang dan korban jiwa nya tentu lebih besar. ABK kapal yang bertugas pun menunjukkan pelayanan yang buruk dengan mencari selamat dengan sekoci dan mengabaikan teriakan minta tolong para penumpang waktu itu, akhirnya para penumpang memutuskan menceburkan diri kedalam laut jawa. Kapal pun tenggelam setelah terombang ambing selama 30 jam tepatnya pada tanggal 27 Januari 1981 pada jam 12.45 WIB ( 13.45 wita). KMP tampomas akhirnya tenggelam dengan membawa serta 288 korban tewas yang terperangkap di dek bagian bawah, Sementara 753 orang berhasil diselamatkan.Sumber lain menyebutkan angka korban yang jauh lebih besar, hingga 666 orang tewas (mengingat banyaknya penumpang gelap yang tak terdaftar dalam manifest penumpang Tampomas II ).
Kini setelah 27 tahun berlalu ternyata buruknya pelayanan angkutan laut di Indonesia masih terus berlanjut, masalah masalah perawatan dan kelalaian crew dan para regulator masih menyisakan sesak yang mengganjal di benak masyarakat kita. Sebagai contoh kejadian kebakaran Levina I yang terbakar (80 km di kawasan Kepulauan Seribu dalam perjalanan menuju Pulau Bangka), kapal Senopati Nusantara dan masih banyak lain nya membuktikan kita sebagai sebuah negara belumlah benar benar belajar dari masa lalu, semua terjadi berulang dengan sebab yang sama, dan yang menarik kapal yang terbakar atau tenggelam itu rata rata berjenis Ro-ro. Selain itu kedisiplinan regulator dan juga penumpang diharapkan bisa lebih di tingkatkan, mengingat kejadian percikan api di tampomas di picu oleh sebuah puntung rokok, yang bisa saja di buang oleh penumpang kapal tersebut.
Kini setelah 27 tahun berlalu ternyata buruknya pelayanan angkutan laut di Indonesia masih terus berlanjut, masalah masalah perawatan dan kelalaian crew dan para regulator masih menyisakan sesak yang mengganjal di benak masyarakat kita. Sebagai contoh kejadian kebakaran Levina I yang terbakar (80 km di kawasan Kepulauan Seribu dalam perjalanan menuju Pulau Bangka), kapal Senopati Nusantara dan masih banyak lain nya membuktikan kita sebagai sebuah negara belumlah benar benar belajar dari masa lalu, semua terjadi berulang dengan sebab yang sama, dan yang menarik kapal yang terbakar atau tenggelam itu rata rata berjenis Ro-ro. Selain itu kedisiplinan regulator dan juga penumpang diharapkan bisa lebih di tingkatkan, mengingat kejadian percikan api di tampomas di picu oleh sebuah puntung rokok, yang bisa saja di buang oleh penumpang kapal tersebut.
sumber: wikipedia dan kaskus
pertamax...
weikzz...miris gan.. selalu dan selalu knapa selalu mempertaruhkan nyawa dg barang bekal... dari pada bekas murah .. lebih baik mahal tapi aman...
miriss.. gann... wlo itu dulu sekarang pun semiga enggak.. kayaknya dah bisa buat sendiri.. neh Indonesia kita
sarimin gak kuat beli pertamax gan
Saia...? Saia?... tahikdak bisa beli PERTAMAX hari ini...
Berita Terkait :
Gerhana Matahari Total
Iblis Rasuki Tubuh Sexy Megan Fox Di Film Jennifer's Body
Playboy Playmate Di Pesta PETA.org
10 Tahun Bersama SpongeBob
Chevrolet Camaro 2010
Dan itu hanya menjadi goresan sejarah....
thanks komen komen nya teman2
Thanks infonya teman!
Great site for visiting this website and the nice approach is visible in this blog. I am very much satisfied by the info in this info. I was searching for some info to this website. Thanks a lot for providing the info