Air launch. atau mungkin bahasa indonesia nya sistim peluncuran udara, selama ini sistem peluncuran udara memakai teknik konvensional dengan cara mengirimkan awak atau wahana ke angkasa menggunakan roket yang di luncurkan dari sebuah stasiun peluncuran stasioner (Fixed launch) ada beberapa stasiun fixed launch yang biasa di pakai yaitu di Cape Canaveral di Florida Amerika serikat, di Kurou (Guyana Perancis), di Shriharikota (India) dan di Baikonur (Kazakhstan). Pemilihan lokasi peluncuran tidak sembarangan, karena harus memiliki syarat syarat tertentu antara lain biasanya dipilih daerah yang berada di semenanjung dan berada di tepi samudera agar pada saat fase pembuangan bagian bagian pembakaran roket tidak jatuh ke pemukiman penduduk. metoda lain yang ada untuk meminimalkan anggaran adalah dengan menggunakan sistem peluncuran dari laut (sea launch). oyah. peluncuran lebih efektif dan paling optimal bila di lakukan di sepanjang garis katulistiwa, nah yang jadi masalah banyak negara negara maju justru berada jauh dari garis pembelah bumi tersebut, jadi banyak konsep konsep baru mengirim wahana ke angkasa dilakukan demi menekan biaya dan optimalisasi orbital.
Gambar pelepasan wahana yang di bawa oleh pesawat antonov (AN)
Yang ingin saya bahas disini adalah AIR LAUNCH dengan menggunakan pesawat, bersyukur Indonesia dijadikan project untuk konsep ini yang lokasinya berada di Biak, Papua. Biak di memiliki letak yang sangat strategis untuk mode peluncuran ini karena berada pada bibir samudera pasifik. mungkin teman teman ada yang penasaran bagaimana model AIR LAUNCH yang sedang dikembangkan di Biak, Papua ini. Nah metode air lauch ini menggunakan pesawat terbang sebagai wahana pembawa (carrier), jadi roket di bawa di punggung pesawat dan dibawa sama sebuah titik ketinggian tertentu (10-12 km diatas bumi) lalu kemudian melepaskan roket yang dibawa nya masuk ke orbit. Pesawat pembawa nya berukuran sangat besar, dan karena project Biak ini berkerja sama dengan Russia, maka pesawat pembawa nya merupakan jenis dari pesawat Antonov seperti AN 124 atau AN-225 Mrya (pesawat AN-225 ini konon terbesar di dunia, bahkan lebih besar dari A380 airbus, dan memiliki roda pendarat sebanyak 32 buah, mampu tinggal landas dengan berat 600.000 Kg, pesawat ini biasa digunakan sebagai airlift cargo untuk membawa pesawat, kereta api dan berbagai kiriman jumbo lainnya bahkan Guinness Book of Records mencatat 240 rekor berbagai aspek dari kemampuan pesawat ini). setelah mencapai kira kira 11.000 meter dari permukaan laut atau sekitar 500 km dari Kota Biak, pesawat melakukan manuver keatas dan kebawah hingga mencapai posisi ideal, kemudian satelit berikut roket pendorong keluar dari badan pesawat menggunakan system pneumatic (menggunakan tekanan udara). Setelah jarak antara roket dan pesawat mencapai 250 meter, secara otomatis roket menyala dan roket mulai melakukan tugasnya membawa satelit ke posisi orbit. Kemudian, pesawat Antonov AN 124 Ruslan yang membawa satelit itu kembali ke Bandara Frans Kaisiepo Biak setelah melakukan misinya itu.
gambar diatas merupakan sistem peluncuran konvensional ( fixed launch)
Pesawat Carrier (pembawa) yang bertugas membawa dan meluncurkan wahana antariksa sampai ke titik peluncuran di angkasa
gambar diatas merupakan sosok pesawat pembawa yang bisa membawa apa saja, seberat apapun di dalam nya dan sangup "menggendong" wahana angkasa/space shuttle BURAN atau pesawat ulang alik (gambar nomer 2 diatas )
speechless...
sangar infonya cuy...
mampir di mimggu pagi
sangat informatif sob
ijin baca-baca sob
blognya oke nih
have a nice weekend