Negeri kita sepertinya benar benar negeri yang suka akan trend. Kenapa saya sebut trend, karena sesuatu dapat begitu cepat menyebar hingga ke beberapa wilayah Indonesia. Mungkin pembaca pernah mendengar dahulu pernah ada fenomena kesurupan masal yang seolah trend kemudian terjadi di sekolah sekolah hampir di semua kota kota besar Indonesia. Yang ini dan yang sedang hangat adalah Fenomena dukun cilik. Di mulai oleh kota Jombang, kota santri dan kota tokoh tokoh besar ini memulai pemberitaan nasional dengan berita Dukun cilik sakti nya (ponari) yang dipercaya dapat membawa kesembuhan, berbondong bondong datang pasien pasien yang jumlahnya ribuan orang! Tak lama kemudian dukun serupa hadir di area yang sama bernama dukun Dewi (juga cilik) dengan metoda pengobatan yang sama (mencelupkan batu ) dan dalam waktu yang tak lama pula ada seorang wanita yang bernama Siti Nur Rohmah menemukan batu ajaib yang bisa berbicara saat di temukan ( juga di jombang! ).Wow Fantastis memang! Di sebuah kota ada 3 dukun dengan media penyembuhan yang sama (batu) dan memilik pasien hingga ribuan.Tak mau kalah dengan Jombang, Makassar juga memiliki dukun cilik bernama Randy, media pengobatannya pun sama, Batu!.
Terkadang saya mendengar Slentingan guyonan orang “berapa ya kira kira uang ponari (dan dukun dukun lain tentunya) sekarang??” mungkin kita mau tahu juga kan? Sedikitnya Rp 328 juta sampai 425 juta bisa di raup ponari! Angka yang fantastis bukan? Maka saya sedikit beranggapan kalau dengan
hasil sebanyak itu akan membuat orang atau pihak lain akan melakukan hal serupa bagaimana pun caranya, ingat kita hidup di Indonesia semua itu bisa saja terjadi. Apakah fenomena dukun Ponari dimanfaatkan oleh seseorang yang akhirnya mengaku ngaku dapat menyembuhkan dan juga berharap meraup keuntungan sebesar yang di dapat oleh si dukun cilik Ponari? Mungkin akhirnya lagi lagi kita kembali ke masalah kemiskinan yang masih menjadi masalah utama bangsa kita hingga saat ini. Masalah masalah yang bisa saja menjadi dasar peletup fenomena ini adalah:
masalah kesejahteraan, kemiskinan di indonesia bisa saja membuat orang menjadi memutar otak bagaimana caranya mencari uang dengan cara yang mungkin di luar kebiasaan.masalah
kesejahteraan ini bisa juga terjadi pada pasien pasien yang datang karena pengobatan yang mahal.
Kurangnya akses kesehatan di beberapa pelosok Indonesia memaksa “kekuatan medis” lain mengambil alih lahan tersebut, dalam hal ini dukun adalah orang yang dipercayai selain mungkin tabib cina atau pengobatan lainnya.
Krisis moral, yang mana masyarakat mulai kehilangan akal sehatnya hingga mempercayai pengobatan yang kurang rasional.
Kepercayaan masyarakat yang semakin menurun akibat mahalnya pengobatan medis atau mungkin seringnya masyarakat melihat kejadian malapraktek yang merenggut jiwa, sehingga masyarakat mencari alternatif lain yang murah meriah.
Dari beberapa point analisa saya diatas yang wajib di selesaikan oleh pemerintah terutama pada poin pertama, kedua dan yang terakhir. Mengingat masyarakat banyak yang membutuhkan fasilitas kesehatan mulai sanitasi, perawatan serta obat murah dan jumlah nya seharusnya diperbanyak lagi dengan di adakan penyuluhan yang lebih intensif dengan pendekatan persuasif dengan mengajak pihak terkait mulai perangkat desa dan Tokoh Agama, karena masalah ini harus di selesaikan bersama sama.
Saya sempat menonton berita saat beberapa pasien Ponari tiba tiba beralih pengobatan menuju Rumah sakit yang menurut saya adalah sebuah hal yang menggembirakan, ketika di wawancarai sang mantan pasien ponari tersebut mengatakan dia telah meminum air yang katanya “berkhasiat” itu namun tak kunjung sembuh, malah sempat semakin panas suhu badan nya. Disini saya liat kekuatan media untuk mempropagandakan kegagalan pengobatan tersebut sehingga masyarakat yang melihat tayangan berita tersebut menjadi sadar dan perlahan muncul kesadaran untuk beralih ke pengobatan medis dan hidup secara sehat.
Negeri kita memang secara historis sebelum datangnya pengobatan modern telah mempercayai adanya pengobatan dukun (baik itu dukun dengan pengobatan tradisional alternatif atau dukun dengan pengobatan klenik).namun ada yang perlu kita ingat bahwa sejauh mana kita menggunakan Logika kita dalam menyikapi sesuatu dalam tubuh kita (penyakit), apakah logika kita menerima saat datang ke sebuah dukun dan mengeluh pusing pusing namun pengobatannya dengan cara menyemprotkan air ke muka kita? Semua itu kembali ke tingkatan berfikir kita dan saatnya Indonesia menjadi sehat Fikiran dan sehat Logika. Tentunya kita ingin disebut negara dengan seribu ilmuwan ketimbang negeri seribu dukun bukan?
http://sarimingeek.com/index.php?page=news&op=readNews&title=Video+Remas+Payudara+Kiki+Fatmala%2C+Saipul+Jamil+Pusing
http://sarimingeek.com/index.php?page=news&op=readNews&title=Video+Saipul+Jamil+Remas+bokong+
Kiki+Fatmala
wedew,opo ae iki